Rabu, 14 Desember 2011

Ketika Rasa Menjadi Masalah

Assalamualaikum wr wb
Hai hai! Saya berhasil "mencuri" waktu untuk posting lagi hari ini.

Hari ini aku lagi ngerasa 'agak' lapang dari biasanya, tapi kenapa ya ada sesuatu yang engga enak mengganjal di hati. aku merasa akan ada masalah yang akan aku rasakan hari ini. sebenarnya itu bukan masalah yang aku perbuat sebenarnya juga bukan urusanku untuk menyelesaikan masalah itu, tapi aku sangat bertanggung jawab untuk membereskan masalah itu. ngerti ga? bingung ya? sama! jadi langsung aja ke masalahnya ya..

Sore ini ketika aku sedang ade pulang les, aku ngobrol dengan teman-teman, pada awalnya pembicaraan kita ga lebih dari mengomentari isi majalah. ketika sedang asyik mengkritik isi majalah saya melirik teman saya yang asyik mengerjakan suatu hal yang ga biasa. bukan ga biasa kaya yang orang biasa menyebutnya sebagai sesuatu yang abnormal, tapi menurutku ga biasa aja gitu, yaitu origami burung bangau. aku bingung kan? buat apa? tugas? rajin banget, soalnya katanya mau bikin sampe 1000.. ga mungkin juga sih kecuali kalo dia niat banget dan orangnya bukan aku (?)
iseng-iseng aku tanya buat apa sih dia bikin itu? dia ga jawab apa-apa. dan temanku yang lain, saat itu kami mengobrol berempat, hanya diam pura-pura sibuk membaca majalah. aku yang merasa dicuekkin membiarkan pertanyaanku dan menanyakan hal lain, sampai kondisinya kondusif lagi untuk bertanya. begitu terus sampai akhirnya dia bosan dan akhirnya bercerita.
dari keterangannya origaminya akan diserahkan ke seseorang sebagai tanda maaf. kan aku bingung, aku tanya memangnya mereka bertengkar? dia menjawab, "kita lost-contact dan aku mau minta maaf soal itu."
aku diam. aku cuma bisa diam dong! aku aja lost-contact ga minta maaf apa-apa. hilang kontak ya hilang aja. oke lanjut..
ngerasa senasib aku 'korek' lagi informasi dari dia. ternyata nasibnya ga jauh beda dari aku, cuma aku lebih 'parah'. intinya dia merasa terintimidasi ketika keinginnya untuk selalu dekat dengan yang terkasihi dihalangi dan dipersulit. bukan apa-apa itu membuat dia merasa sakit dan ter-dzolimi <-- #lebay. tapi emang gitu. gimana sih rasanya kalo kamu jatuh cinta sama seseorang tapi perasaanmu itu dilarang. Kaya Romeo dan Juliet atau Siti Nurbaya dan Samsul Bahri atau Sangkuriang dengan Ibunya (?) intinya gitu deh. kan ga enak banget. rasanya akan sangat sakit apalagi ketika kalian dituduh macam-macam karena perasaan itu. kalian dituduh memiliki hubungan yang lebih padahal ga seperti itu.

dari sini aku merumuskan masalah :
- Cinta itu sebaiknya diungkapkan atau tidak?
- Baikkah kita menghakimi seseorang karena perasaan yang dia miliki?
- Adakah cara yang lebih baik daripada memisahkan kedua insan yang sedang terjangkit virus berbahaya itu?
- Apakah lebih baik kita tidak mencintai (dalam artian yang ketika bertemu dengan seseorang hati kita seakan penuh dengan bunga-bunga dan menggelitik jiwa bagaikan kupu-kupu menari dalam dada) orang lain?
*untuk pertanyaan terakhir probabilitasnya nyaris nol

dilanda dilema, aku lagi-lagi diam. aku butuh jawaban dari pertanyaan-pertanyaan itu. yang tau comment aja.. thanks

3 komentar:

  1. sebelum gw komen tentang ceritanya, gw komen tentang struktur tulisannya dulu ya,

    kasih spasi antar paragraf dong de, pusing nih bacanya @.@

    Jawaban gw tentang beberapa masalah itu:

    1. Tidak, segitu bodohnya kah kalian sampai cinta harus dilisankan? Kalau memang cinta itu perasaan, ya kerasa dong ga usah diomong juga. Malah kalo diomong berati ga ikhlas...

    2. Menghakimi? Bisa apa kita? Perasaan mereka hanya mereka yang bisa ngatur. Oke, kita bisa kok menghilangkan perasaan manusia terhadap manusa lain dari diri mereka. Terus coba kita lihat, kalau pada saatnya mereka memang bersatu kembali (munakahat!), kita harus standing applause untuk kesetiaan mereka...

    FYI, kalau suatu hari Dea ngeliat jajanan, dan pengen beli, dan Dea pengen tau apakah keinginan Dea untuk membeli itu hanya nafsu atau memang laper dan ngidam. Gimana caranya? Segeralah pulang! Dan sampai rumah, rasakan kembali. Kalau Dea udah ga pengen, berati Dea cuma nafsu. Sedangkan kalo Dea masih pengen, berati emang laper dan ngidam, kembalilah ke sana dan beli jajanan tersebut!

    Begitu pula dengan cinta mereka. Pisahin aja... Kalau abis itu udah aja, ya berati mereka nafsu. Tapi kalo abis sekian taun mereka balik lagi dan nikah, berati cinta mereka emang cinta sejati! Widiih...

    3. Ada, jadilah sahabatnya yang bisa menyedot perhatian jauh lebih besar daripada kekasihnya. Dia bareng kamu terus, sampe lupa kalo dia lagi jatuh cinta...

    4. Andaikan itu terjadi pada gw, makin banyak aja yang nyebut gw maho... = ="

    BalasHapus
  2. pertama saya minta maaf atas keterlambatan saya membalas komen a wawi, kedua saya minta maaf atas kekurangan posting diatas yang membingungkan a wawi.

    hmm.. baik a sekarang saya mengerti. terima kasih atas saran dan jawaban yang diberikan apalagi yang saya harus bolak balik dulu sebelum membeli jajanan yang diinginkan. kesannya labil. haha.

    sekarang saya harap bisa ketemu dengan orangnya segera atau semoga dia membaca komen2nyya a wawi yang "wow" hahaha.. :D

    BalasHapus