Rabu, 14 Desember 2011

life is impossible(?)


Hidup itu kaya sobekan kecil kertas HVS putih tanpa noda yang harus kita susun kembali sesempurna mungkin.


Jadi hidup itu nyaris ga mungkin. Liat virus yang menggalau menunggu keputusan para ilmuwan mengenai status virus sebagai makhluk hidup atau bukan. Tapi, usaha kita yang membuat hidup itu menjadi mungkin. Karena kenyataannya usaha virus akhirnya berhasil meyakinkan para ilmuwan, dengan menunjukkan kemampuannya bereproduksi. Jadi ga ada alasan untuk kita, yang memiliki semua syarat untuk hidup termasuk ridho Tuhan, untuk engga membuat hidup lebih hidup.

Ketika Rasa Menjadi Masalah

Assalamualaikum wr wb
Hai hai! Saya berhasil "mencuri" waktu untuk posting lagi hari ini.

Hari ini aku lagi ngerasa 'agak' lapang dari biasanya, tapi kenapa ya ada sesuatu yang engga enak mengganjal di hati. aku merasa akan ada masalah yang akan aku rasakan hari ini. sebenarnya itu bukan masalah yang aku perbuat sebenarnya juga bukan urusanku untuk menyelesaikan masalah itu, tapi aku sangat bertanggung jawab untuk membereskan masalah itu. ngerti ga? bingung ya? sama! jadi langsung aja ke masalahnya ya..

Sore ini ketika aku sedang ade pulang les, aku ngobrol dengan teman-teman, pada awalnya pembicaraan kita ga lebih dari mengomentari isi majalah. ketika sedang asyik mengkritik isi majalah saya melirik teman saya yang asyik mengerjakan suatu hal yang ga biasa. bukan ga biasa kaya yang orang biasa menyebutnya sebagai sesuatu yang abnormal, tapi menurutku ga biasa aja gitu, yaitu origami burung bangau. aku bingung kan? buat apa? tugas? rajin banget, soalnya katanya mau bikin sampe 1000.. ga mungkin juga sih kecuali kalo dia niat banget dan orangnya bukan aku (?)
iseng-iseng aku tanya buat apa sih dia bikin itu? dia ga jawab apa-apa. dan temanku yang lain, saat itu kami mengobrol berempat, hanya diam pura-pura sibuk membaca majalah. aku yang merasa dicuekkin membiarkan pertanyaanku dan menanyakan hal lain, sampai kondisinya kondusif lagi untuk bertanya. begitu terus sampai akhirnya dia bosan dan akhirnya bercerita.
dari keterangannya origaminya akan diserahkan ke seseorang sebagai tanda maaf. kan aku bingung, aku tanya memangnya mereka bertengkar? dia menjawab, "kita lost-contact dan aku mau minta maaf soal itu."
aku diam. aku cuma bisa diam dong! aku aja lost-contact ga minta maaf apa-apa. hilang kontak ya hilang aja. oke lanjut..
ngerasa senasib aku 'korek' lagi informasi dari dia. ternyata nasibnya ga jauh beda dari aku, cuma aku lebih 'parah'. intinya dia merasa terintimidasi ketika keinginnya untuk selalu dekat dengan yang terkasihi dihalangi dan dipersulit. bukan apa-apa itu membuat dia merasa sakit dan ter-dzolimi <-- #lebay. tapi emang gitu. gimana sih rasanya kalo kamu jatuh cinta sama seseorang tapi perasaanmu itu dilarang. Kaya Romeo dan Juliet atau Siti Nurbaya dan Samsul Bahri atau Sangkuriang dengan Ibunya (?) intinya gitu deh. kan ga enak banget. rasanya akan sangat sakit apalagi ketika kalian dituduh macam-macam karena perasaan itu. kalian dituduh memiliki hubungan yang lebih padahal ga seperti itu.

dari sini aku merumuskan masalah :
- Cinta itu sebaiknya diungkapkan atau tidak?
- Baikkah kita menghakimi seseorang karena perasaan yang dia miliki?
- Adakah cara yang lebih baik daripada memisahkan kedua insan yang sedang terjangkit virus berbahaya itu?
- Apakah lebih baik kita tidak mencintai (dalam artian yang ketika bertemu dengan seseorang hati kita seakan penuh dengan bunga-bunga dan menggelitik jiwa bagaikan kupu-kupu menari dalam dada) orang lain?
*untuk pertanyaan terakhir probabilitasnya nyaris nol

dilanda dilema, aku lagi-lagi diam. aku butuh jawaban dari pertanyaan-pertanyaan itu. yang tau comment aja.. thanks

Minggu, 11 Desember 2011

Dibalik Kesulitan Ada Kemudahan :')

Bismillahirrahmaanirrahiim

Assalamualaikum :)

Mumpung sempet goggling disempetin sekalian blogging juga nih, hehe.. Sebenarnya sih pengen menumpahkan isi hati lewat status-status di Facebook, cuman karena sangat minimnya batasan karakter dan ceritaku yang terlalu panjang jadi aku berniat cerita di blog aja.

Last saturday is the most unpredictable day of my life. Dalam sehari merasakan hal yang sangat menyakitkan sampe bikin nangis, dan hal yang sangat aneh tapi membahagiakan. ngebingungin ya? langsung cerita aja ya.

Hari Jumat waktu ujian ekonomi hampir berakhir aku terlibat sebuah insiden dengan guru pengawas yang terus namaku di catet dan dialporkan ke guru mata pelajaran yang bersangkutan. sebenarnya waktu itu ku sanget tidak terima dengan perlakuan yang seperti itu, aku 'dituduh' bekerja sama saat ujian hanya karena aku melontarkan sebuah candaan sederhana ke teman yang kebetulan terdengar oleh pengawas itu. ga ngerti lagi kenapa ada guru berpikiran sempit kaya gitu. hari sabtunya akhirnya aku dipanggil sama guru ekonomi, dan beliau juga mempercayai tuduhan itu padahal beliau kan setidaknya sudah mengenal saya, tapi kenapa masih percaya? sebenarnya bisa saja aku membela diri dengan segala daya dan upaya menyatakan aku ga bersalah. tapi aku engga melakukannya. sambil berdiri mematung di hadapan guru aku menahan air mata biar ga keluar, yang rasanya sudah sangat sulit terbendung. Alhamdulillah banget waktu itu ada temen aku yang bersedia nganterin aku menghadap guru, dia ngehibur aku banget, thanks banget buat Dinna. Kalo aku sendirian kemarin mungkin aku udah nangis dan ga tau mesti ngapain. aku aja pas mau cerita ke dia udah ga bisa ngomong apa-apa, takut nangis. lebay banget sih tapi ya emang gitu rasanya kalo dituduh.

Alhamdulillahnya lagi kemarin itu ada mentoring dan kakak kelas yang bersedia mendengarkan cerita aku dan memberi nasihat, terima kasih banget buat Teh Zahra :)
Sekarang aku semakin menyadari keberadaan Allah yang selalu mengingatkan aku di kala lupa dan bahkan di saat ingat sekalipun. Dan sekalipun Allah memberikan aku cobaan, tak lain dan tak bukan cobaan itu untuk membuatku lebih dewasa. Dan janji Allah, di setiap kesulitan selalu ada banyak kemudahan daripadanya. Alhamdulillah